Wednesday, October 5, 2011

Psychological Well Being

Dimensi Psychological Well-being
Menurut Ryff (dalam Adult Development and Aging, 2002) secara psikologis, manusia memiliki sikap positif terhadap diri dan orang lain. Mereka mampu membuat keputusan sendiri, dan mengatur tingkah laku mereka, serta mereka mampu memilih dan membentuk lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Setiap orang memiliki tujuan yang berarti dalam hidupnya, dan mereka berusaha untuk menggali dan mengembangkan diri mereka semaksimal mungkin. Ryff dalam buku Human Development (2000) juga memberi definisi well-being dalam adulthood dan menunjukkan bagaimana orang dewasa memandang diri mereka sendiri yang berbeda pada beberapa hal di masa adulthood mereka Berikut ini terdapat beberapa dimensi dari Psychological Well-Being dalam skala Ryff:
1. Self-Acceptance
Nilai tinggi: memiliki sikap yang positif pada diri sendiri, menerima diri baik aspek yang positif maupun negatif, memandang positif masa lalu
Nilai rendah: merasa tidak puas terhadap diri sendiri, kecewa dengan masa lalu, ingin menjadi orang yang bebeda dari dirinya saat ini
2. Positive Relation with Others
Nilai tinggi: hangat, merasa puas, percaya berhubungan dengan orang lain; memikirkan kesejahteraan orang lain; memiliki empati, affection dan intimacy; dalam suatu hubungan dapat saling mengerti, memberi, dan menerima.
Nilai rendah: tidak nyaman dekat dengan orang lain, merasa terisolasi dan frustasi jika berhubungan dengan orang lain, tidak bisa terikat dengan orang lain
3. Autonomy
Nilai tinggi: mandiri,mampu mempertahankan diri dari pengaruh luar (tidak konformitas), mampu mengatur diri, mampu mengevaluasi diri
Nilai rendah: terlalu memperhatikan harapan dan evaluasi dari luar, tidak membuat keputusan sendiri (minta bantuan dari orang lain untuk mengambil keputusan penting), konformitas.
4. Environmental Mastery
Nilai tinggi: mampu mengatur lingkungan, mampu mengatur aktivitas luar, mampu memnfaatkan kesempatan yang datang secara efektif, mampu memilih dan menciptakan konteks yang cocok dengan kebutuhan dan nilai personal
Nilai rendah: sulit mengatur kegiatan sehari-hari, merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan, mengabaikan kesempatan yang hadir, tidak dapat mengontrol pengaruh dari luar.

5. Purpose in Life
Nilai tinggi: memiliki tujuan hidup, merasakan masa kini dan masa lalu adalah berarti, memiliki keyakinan hidup
Nilai rendah: kurang memiliki keberartian hidup, sedikit memiliki tujuan hidup, tidak menganggap tujuan hidupnya di masa lalu, tidak memiliki keyakinan dalam hidup.

6. Personal Growth
Nilai tinggi: selalu punya keinginan mengembangkan diri, terbuka dengan pengalaman baru, menyadari potensi yang dimiliki, selalu memperbaiki diri dan tingkah laku
Nilai rendah: personal stagnation, tidak dapat meningkatkan dan mengembangkan diri, merasa jenuh dan tidak tertarik dengan kehidupan, merasa tidak mampu untuk mengembangkan sikap atau tingkah laku yang baru.

Faktor-faktor yang mempengaruhi psychological well-being (Andrew and Robinson 1991 dalam skripsi “Gambaran Psychological Well-Being pada Lansia yang terlibat dalam kelompok ‘Kencana’ oleh Endah Puspita Sari (2004) :
a. Faktor kepribadian
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Costa dan McCrae (1980) menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepribadian extroversion dan neurotis dengan psychological well-being
b. Faktor dukungan sosial
Hasil penelitian menemukan bahwa dukungan sosial dari lingkungan sekitar individu akan sangat mempengaruhi psychological well-being yang dirasakan oleh individu tersebut.
c. Faktor pengalaman hidup
Interpretasi individu terhadap pengalaman hidupnya akan berpengaruh pada penilaian individu terhadap kehidupannya secara umum.

Dalam skripsi tersebut juga dijelaskan bahwa kesempatan untuk bertemu dengan teman-teman yang sebaya dapat membuka kesempatan pada individu usia lanjut untuk belajar dari pengalaman hidup individu lain dan menginterpretasikan kembali pengalaman hidupnya sehingga akan membantu indivisu tersebut dalam mengontrol pengalaman emosi positif atau negatif. Dengan memiliki teman, individu usia lanjut akan merasa memiliki dukungan sosial di luar keluarganya, menimbulkan perasaan dihargai dan diinginkan meskipun mereka sudah mengalami kemunduran dan keterbatasan.

1 comment:

  1. maaf kak arum, kak arum punya butiran item skala PWB ini nggak ?

    ReplyDelete